MEDIA MANDREHE NIAS

Ya’ahowu Talifusö, Aine Tahaogö Mbanuada: Tanö Niha!

  • Pengesahan Pemekaran Nias

    Rapat Paripurna DPR RI yang diadakan pada Rabu 29 Oktober 2008 mengesahkan pemekaran Nias menjadi Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias Utara, dan Kabupaten Nias Barat.
  • Situs ini telah dikunjungi sebanyak:

    • 61,184 Kali
  • Hari Blogger Nasional

    Menteri Negara Komunikasi dan Informatika Mohammmad Nuh menetapkan 27 Oktober (Kompas 27/10/2007) sebagai Hari Blogger Nasional. Dan, bagi blogger yang menulis secara kreatif, inovatif, edukatif, dan mencerahkan bagi pembangunan Bangsa Indonesia akan diberikan Blogger Award (lihat www.kompas.com)
  • RENUNGAN

  • Bisa Mengajar, Tidak Bisa Melakukan

    Bapa, Ibu, Saudara, Saudari yang dicintai Tuhan. Terima kasih, Anda meluangkan waktu membaca renungan ini. Adalah lumrah, bagi kita, jika seorang sarjana Teknik Industri lebih mengerti teknik industri, sarjana Kimia lebih tahu kimia, lulusan Kedokteran lebih mengerti bidangnya. Pertanyaannya: apakah orang beriman, Pemimpin Jemaat (Pendeta, Pastor, Biksu, Ustadz) lebih fasih dibidangnya? Atau apakah mereka sungguh berelasi dengan Tuhan? Atau apakah mereka sungguh ahli iman? Atau sungguh melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan? Sejenak kita berkata: “ya, sangat fasih, ya sangat berelasi dengan Tuhan, ya ahli iman, ya sungguh melakukan yang seharusnya mereka lakukan”. Barangkali itu jawaban kita. Dan, memang begitu! Saya bukan menggugat pernyataan ini. Tapi saya percaya bahwa menjadi ahli belum cukup. Lebih mengerti belum cukup. Sebab, pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya, kata Johan Wolfgang von Goethe. Biarpun dia ahli tetapi jika dia tidak pernah mempraktekkan keahliannya, sia-sia saja, tidak ada faedahnya. Saya percaya bahwa ada di antara kita yang pernah membaca kisah orang Samaria yang baik hati (Luk. 10: 25-27). Isinya menarik! Seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus: bagaimana memperoleh hidup kekal dan siapa sesama. Apakah Ahli Taurat itu tidak tahu bagaimana memperoleh hidup kekal? Tidak mungkin. Ia pasti tahu. Ingat, dia itu adalah “ahli” Hukum Taurat, ahli hukum Tuhan! Dan, nasehat serta cara memperoleh hidup kekal ada dalam Hukum Taurat! Siapa “sesama” juga pasti ia tahu. Tapi ia pura-pura tidak tahu. Lantas bagaimana reaksi Yesus? Yesus tahu kedegilan hati ahli Taurat itu. Yesus pun coba menyadarkan sang ahli Taurat. Yesus menjawab dengan metafor. Sesama adalah orang yang turun dari Yerikho tapi di tengah jalan dirampok, dipukul hingga terkapar oleh penyamun tetapi kemudian, ditolong oleh seorang Samaria (yang notabene dianggap oleh orang Yahudi sebagai kafir, najis, tidak berguna). Bapa, Ibu, Saudara, Saudari. Sesama adalah semua orang, termasuk orang tertindas, orang hina (seperti orang Samaria). Figur imam dan orang Lewi adalah orang-orang yang seharusnya cekatan menolong orang yang terkapar itu, tetapi ternyata tidak. Padahal, jabatan keagamaan hampir sama dengan ahli Taurat. Nah, Yesus memakai figur kedua tokoh ini untuk menyindir si ahli Taurat yang bertanya tadi. Seorang Imam tidak tergerak hatinya untuk menolong orang terkapar yang butuh bantuan. Ia lewat begitu saja di samping orang yang membutuhkan bantuannya. Padahal, imam adalah pemimpin jemaat, orang yang mempersembahkan kurban di Bait Allah, “orang suci”, suka berdoa di Bait Allah. Tapi mengapa ia tidak menolong orang yang terkapar di pinggir jalan? Perkaranya sangat mendasar. Ia takut kehilangan waktu, tenaga, uang, materi. Imam itu tidak mau pusing-pusing! Sikap yang tidak beda jauh dari sikap Imam ini adalah sikap seorang Lewi. Ia hanya lewat di samping orang yang butuh bantuannya. Ia tidak tergerak untuk menolongnya. Kita menjadi heran. Orang Lewi adalah orang yang bekerja di Bait Allah, keturunan imam, orang suci, tapi kok tidak mau menolong. Ya, ia tidak mau kehilangan materinya, ia tidak mau pusing-pusing. Coba Anda bayangkan jika semua orang yang lewat akan berlaku demikian. Pasti orang terkapar itu mati konyol! Dalam perikop ini, tokoh ideal adalah orang Samaria. Mengapa? Karena ketika ia melihat seseorang yang terkapar di pinggir jalan lalu hatinya tergerak oleh belaskasihan. Ia tidak hanya iba, tapi melakukan tindakan konkret. Orang yang terkapar itu dinaikkannya ke atas keledai tunggangannya, ia tuntun ke penginapan, ia membersihkan luka dan membalutnya. Tidak hanya itu, ia memberikan uang 2 dinar (upah dua hari bekerja) kepada pemilik penginapan, bahkan kalau kurang ia akan kembali untuk melunasinya. Luar biasa. Tindakan terpuji! Padahal, orang Samaria dipandang oleh orang Yahudi sebagai penjahat, kafir, najis, bukan orang suci. Bapa, Ibu, Saudara, Saudari, dalam hidup sehari-hari kadang kita menganggap diri sebagai orang yang pantas, orang suci. Tetapi pada kenyataannya kita tidak mencintai Tuhan dan sesama dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan segenap akal budi. Ketika kita duduk di posisi yang dianggap terhormat, “suci”, lalu malah kita menjadi lupa diri. Tidak sedikit dari kita yang lebih tahu kesalahan orang lain, lalu merasa bahwa ia itu tidak pantas. Renungan kali ini, saya tutup dengan sebuah cerita. Ketika membaca sebuah buku yang berjudul: “Hidup yang Berbuah”, karya Paulus Winarto, seorang motivator, saya menemukan hal berharga: cerita reflektif! Agus seorang petani yang hidup di sebuah dusun kecil dikenal sebagai orang yang baik, rajin bekerja dan suka menolong. Meski begitu, ia termasuk jemaat yang tidak aktif di gerejanya. Inilah yang membuat sang pendeta agak kecewa. Apalagi setelah ia sendiri mendengar bahwa dalam satu hari, Agus hanya berdoa dua kali. Itupun sebuah doa singkat yang berlangsung tidak lebih dari dua menit. Suatu ketika sang pendeta berbicara dengan Tuhan mengenai kehidupan Agus. “Tuhan, payah sekali ya si Agus itu. Bayangkan Tuhan, Engkau begitu bermurah hati kepadanya. Namun, ia hanya mengingat Engkau dua kali dalam sehari, yakni dalam doa sebelum dia berangkat ke sawah dan doa sebelum ia berangkat tidur,” kata si pendeta. Sambil tersenyum Tuhan menjawab, “Aku ingin memintamu melakukan sesuatu. Besok, pagi-pagi benar, engkau harus keluar dari rumahmu dengan membawa semangkuk penuh susu. Dari pagi hingga sore, engkau harus berkelilinng di desa ini sambil membawa mangkuk tersebut dan jangan sampai ada setetes pun susu yang tumpah dari mangkuk tersebut.” Sang pendeta yang dikenal sangat taat ini pun menyanggupinya. Keesokan harinya, si pendeta melakukan persis seperti yang diperintahkan Tuhan. Lalu, malamnya ia kembali bertemu Tuhan. “Berapa kali sepanjang hari ini engkau mengingat-Ku?” tanya Tuhan. Dengan agak malu-malu, sang pendeta menjawab, “tidak sekali pun, Tuhan. Ampunilah hamba-Mu ini.” Lalu, Tuhan bertanya lagi, “mengapa tidak sekalipun engkau mengingat-Ku hari ini?” Jawab pendeta sambil menangis karena menyesal, “karena aku begitu berkonsentrasi pada pekerjaan yang Engkau perintahkan. Aku menjaga agar jangan sampai setetes susu tumpah dari mangkuk yang penuh itu. Mohon ampunilah hamba-Mu ini, Tuhan.” Dengan senyum penuh kasih, Tuhan menjawab, “itulah yang terjadi jika orang terlalu sibuk memikirkan diri sendiri dan terlalu asyik dalam pekerjaannya. Agus, si petani sederhana itu bekerja keras seharian namun ia masih mengingat Aku dua kali sehari dalam doanya. Bibirnya tidak pernah lupa untuk mengucapkan syukur atas berkat yang telah Kuberikan”. Bapa, Ibu, Saudara, Saudari, semoga kita jangan seperti Imam dan orang Lewi di atas. Mereka hanya bisa mengajar namun tidak mampu melakukan apa yang mereka ajarkan (iso ngajar, ora iso ngelakonin). Semoga kita tidak jatuh seperti sang pendeta yang awalnya merasa lebih benar dibanding si petani miskin. Kepekaan rohani, kerendahan hati, sikap yang mau berkorban dengan tulus, dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi itulah yang diharapkan Allah dari kita. Amin. (Oleh Postinus Gulö)
  • Petuah……

    PENGETAHUAN tidaklah cukup, kita harus MENGAMALKANNYA. NIAT tidaklah cukup, kita harus MELAKUKANNYA. (Johan Wolfgang von Goethe) ----------------------------- Kita sulit menggambarkan karakter diri sendiri. Namun, kita mudah menggambarkan karakter orang lain. (Dr. Budi Djatmiko, Ir., Msi) ------------------------------ Tujuan akhir pendidikan adalah untuk memberikan kemampuan yang sangat tinggi dalam membedakan segala sesuatu. Kemampuan ini adalah kekuatan untuk menunjukkan yang baik dan jahat, asli dan palsu, dan untuk lebih menyukai yang baik dan asli dibanding dengan yang buruk dan palsu. (Samuel Johnson) ------------------------------ Tao Te Ching mengatakan bahwa laut merupakan kumpulan air yang terbesar karena kedudukannya lebih rendah daripada yang lain. Semua air mengalir ke laut. Itu merupakan salah satu gagasan tentang kepemimpinan paling cemerlang yang pernah saya dengar. Kemuliaan lautan yaitu kebesarannya, digambarkan sebagi hasil kerendah-hatian atau kerendahannya. Sangat banyak pemimpin, eksekutif, dan manajer yang mengarungi jalan kehidupan mereka dengan kemuliaan, tetapi buta terhadap pentingnya kerendah-hatian saat mereka berhadapan dengan orang lain. ( Tom Morris, Direktur Morris Institute for Human Values dan Guru Besar Emeritus Filsafat Universitas Notre Dame, Amerika Serikat)
  • Life Style Photos

Archive for February, 2008

BRR akan Serahkan Aset Rekonstruksi Nias

Posted by Postinus Gulö on February 25, 2008

Sumber: Analisa, Senin, 25 Februari 2008 

Gunungsitoli, (Analisa)

Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias dalam waktu dekat akan melaksanakan serah terima aset rehabilitasi dan rekonstruksi Nias kepada berbagai instansi/lembaga pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Read the rest of this entry »

Posted in Rekonstruksi Nias | Leave a Comment »

Presiden Terbitkan Lagi Ampres: Pemerintah Tak Bisa Diharapkan

Posted by Postinus Gulö on February 22, 2008

Sumber: Kompas, Jumat, 22 Februari 2008 

Jakarta, Kompas – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan satu lagi amanat presiden untuk pemekaran daerah. Kali ini, Presiden menerbitkan ampres untuk 14 RUU pembentukan kabupaten/kota dan satu RUU pembentukan provinsi, tertanggal 1 Februari. Ke-15 RUU itu merupakan hak inisiatif DPR yang disampaikan pada Desember 2007 kepada Presiden.

15 CALON DAERAH BARU 

1. Kabupaten Nias Utara (Sumatera Utara)

2. Kabupaten Nias Barat (Sumatera Utara)

3. Kota Gunung Sitoli (Sumatera Utara)

4. Kota Berastagi (Sumatera Utara)

5. Kabupaten Mesuji (Lampung)

6. Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung)

7. Kabupaten Pringsewu (Lampung)

8. Kota Tangerang Selatan (Banten)

9. Kabupaten Sabu Raijua (Nusa Tenggara Timur)

10. Kabupaten Morotai (Maluku Utara)

11. Kabupaten Maibrat (Papua Barat)

12. Kabupaten Tambrauw (Papua Barat)

13. Kabupaten Intan Jaya (Papua Barat)

14. Kabupaten Deiyai (Papua)

15. Propinsi Tapanuli 

Juru Bicara Departemen Dalam Negeri Saut Situmorang, Kamis (21/2), mengungkapkan amanat presiden (ampres) itu menunjuk Menteri Dalam Negeri untuk membahas 15 RUU pembentukan daerah baru dengan DPR. Saat ini pemerintah juga memberikan perhatian yang besar pada banyaknya daerah otonom yang sudah terbentuk sejak tahun 1999 sampai 2008, yaitu 179 daerah baru.”Jadi sesuatu yang wajar bila kami memberikan perhatian untuk melihat sampai seberapa jauh pencapaian tujuan pembentukan semua daerah otonom.

Saat ini pemerintah dan DPR juga sedang membahas RUU lainnya, seperti RUU paket politik dan revisi terbatas UU No 32/2004,” kata Saut.Dengan adanya ampres untuk 15 RUU pembentukan daerah baru ini, hal itu akan menambah daftar panjang pembahasan pemekaran daerah. Saat ini, pemerintah dan DPR juga sedang membahas 12 RUU pembentukan daerah baru.

Secara terpisah, peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng mengatakan, terbitnya ampres ini menunjukkan ternyata pemerintah tak bisa diharapkan menjadi kekuatan penyeimbang DPR. ”Ini bukti kesekian kalinya untuk menunjukkan bahwa kepemimpinan pemerintahan masa depan adalah DPR,” ujarnya.

Padahal, menurut Robert, jika Presiden berani melakukan penghentian sementara (moratorium) pemekaran daerah, pasti publik akan mendukung. (SIE 

Posted in Berita Aktual Nias, Nasional, Pemekaran Daerah (Nias Barat) | Leave a Comment »

Republik “Amuba”

Posted by Postinus Gulö on February 21, 2008

Sumber: Kompas, Selasa, 19 Februari 2008

Oleh J KRISTIADI

Tingkat akselerasi pemekaran daerah sejak tahun 2000 sampai 2007 dapat diibaratkan sama dengan tingkat percepatan berkembang biaknya bakteri amuba. Hanya bedanya, bakteri amuba bereproduksi untuk melestarikan eksistensi mereka. Sementara pemekaran daerah justru dapat mengancam kelangsungan keberadaan daerah pemekaran baru atau daerah induknya sendiri. Read the rest of this entry »

Posted in Nasional, Pemekaran Daerah (Nias Barat) | Leave a Comment »

Surat Presiden Tentang Propinsi Tapanuli Diterbitkan

Posted by Postinus Gulö on February 20, 2008

Sumber: SIB, Rabu, 20 Februari 2008 

Jakarta (SIB)

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menerbitkan Surat Presiden (Supres) tentang Rancangan Undang-Undang pembentukan Propinsi Tapanuli dan 14 kabupaten/kota lainnya. Presiden dalam suratnya bernomor R.04/Pres/02/2008 tertanggal 1 Februari 2008 menugaskan Menteri Dalam Negeri serta Menteri Hukum dan HAM baik sendiri-sendiri atau bersama-sama mewakili pemerintah melakukan pembahasan atas Rancangan Undang-Undang dimaksud.

Read the rest of this entry »

Posted in Pemekaran Daerah (Nias Barat) | 10 Comments »

Turut Berdukacita

Posted by Postinus Gulö on February 19, 2008

Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, Bapak, Saudara, Kakek:

Ama Isa Gulö (Fatörö Gulö),

orangtua dari Fr. Theodorus Gulö, OSC 

Pada hari, Sabtu, 16 Februari 2008, Pkl. 10.00 pagi di rumah duka, di Dangagari. Dan, telah dikebumikan pada hari Minggu, 17 Februari 2008. Semoga Allah Yang Mahakuasa menerima beliau di sisi-Nya.

Redaksi

Posted in Pengumuman | Leave a Comment »

Musyawarah Nasional Pilar Nias Barat

Posted by Postinus Gulö on February 18, 2008

Oleh Bpk. Efendi Zebua *

Pilar Nias Barat yang berkedudukan di Jakarta dengan beranggotakan komunitas masyarakat yang berasal dari Nias Barat akan mengadakan Musyawarah Nasional pada tanggal 23 februari 2008.

Pada kesempatan Munas itu nanti diharapkan dapat menghimpun secara keseluruhan potensi masyarakat yang berasal dari Nias Barat dalam memberikan sumbangsih demi membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Nias, khususnya yang berada di wilayah Nias Barat. Demikian dikatakan Bapak Drs. Matias Daeli (Ama Velo) selaku ketua panitia Munas yang dibentuk pada rapat tanggal 2 Februari 2008 di Jakarta Barat.

Pilar Nias Barat merupakan organisasi milik semua masyarakat yang berasal dari Nias, hanya saja karena pada pembentukannya pada tanggal 5 Mei 2007 dan deklarasi pada 26 Mei 2007 difokuskan ke wilayah Nias Barat karena dilihat bahwa daerah tersebut sangat jauh tertinggal sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius, tambah Bapak Efendi Zebua S.Si (Ama Wirda) sekretaris panitia Munas Pilar Nias Barat.

Untuk mensukseskan Munas tersebut akan diundang Pembicara dari Nias baik Pemerintah, BRR maupun para pemerhati/pengusaha yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Nias dan yang lebih penting lagi adalah untuk memaparkan keadaan yang sudah dicapai dalam penanganan masalah di Nias baik pembangunan segala sektor maupun progres perjuangan dalam pembentukan daerah otonomi di Nias, Dengan demikian secara keseluruhan masyarakat Nias memiliki pemahaman yang sama mengenai Nias dan wilayah Nias Barat.

Tak lupa memohon dukungan dan doa restu dari semua komponen masyarakat Nias, secara khusus yang berasal dari wilayah Nias Barat dimanapun berada agar acara tersebut berjalan sesuai dengan harapan kita semua, kata Pak Daeli dan Pak Zebua.  

Penulis, Bpk. Efendi Zebua S.Si (Ama Wirda) adalah sekretaris panitia Munas Pilar Nias Barat, wilayah Jakarta.

Posted in Berita Aktual Nias | 17 Comments »

BRR Nias Menjalin Kerjasama dengan Kejari Gunungsitoli

Posted by Postinus Gulö on February 8, 2008

Gunungsitoli, Analisa

Terkait penyalesaian masalah hukum dalam pelaksanaan Rehabiltasi dan Rekonstruksi (RR) khususnya dalam penyeleasaian masalah hukum perdata dan Tata Usaha Negara di wilayah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Regional VI Nias, BRR menjalin kerjasama dengan Kejaksaan Negeri Gunungsitoli. Read the rest of this entry »

Posted in Berita Aktual Nias, Rekonstruksi Nias | Leave a Comment »